Taman Nasional Terbaik di Indonesia!!! "surga dunia sesunguhnya"
Taman Nasional Wakatobi di Sulawesi Tenggara merupakan bukti, bahwa Indonesia memiliki keindahan bawah laut yang begitu mempesona. Wakatobi adalah salah satu dari sekian banyak surga bawah laut terindah di Indonesia.
Taman Nasional Wakatobi merupakan salah satu dari 50 taman nasoinal di Indonesia, yang terletak di kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Taman nasional ini ditetapkan pada tahun 1996, dengan total area 1,39 juta ha.
Di taman ini terdapat panorama keindahan alam bawah laut yang memiliki 25 buah gugusan terumbu karang. Gugusan terumbu karang dapat dijumpai sekitar 112 jenis dari 13 famili yang terletak pada 25 titik di sepanjang 600 km garis pantai.
Secara spesifik Taman Nasional Kepulauan Wakatobi dikeliling pantai dari pulau-pulau karang sepanjang 600 km serta obyek wisata pantai yang sangat potensial untuk dikelola, tersebar di seluruh wilayah Wakatobi. Jadi bukan tanpa alasan jika kawasan pantai di Wakatobi sangat cocok untuk wisata seperti diving, snorkeling, berenang dan memancing.
2. Taman Nasional Tanjung Puting
Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP) merupakan objek wisata yang terkenal dengan kekayaan alam dan hewan. Terutama orangutan, yang menjadi penghuni paling terkenal di taman nasional ini.
Tanjung Puting pada awalnya merupakan cagar alam dan suaka margasatwa dengan luas total 305.000 ha yang ditetapkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 13 Juni 1936. Selanjutnya pada tanggal 12 Mei 1984 oleh Menteri Kehutanan, Tanjung Puting ditetapkan sebagai Taman Nasional luasnya menjadi 415.040 ha.
Taman nasional yang luasnya hampir mencapai seukuran Bali ini adalah rumah bagi kehidupan liar yang menakjubkan. Di sini juga berdiam bekantan dan monyet ekor panjang, burung, serta hewan liar lainnya, belum lagi tanaman asli hutan itu sendiri. Jelasnya tempat ini merupakan harta karun dunia yang menarik perhatian pengunjung dari berbagai belahan dunia.
Tapi, orangutan tidak diragukan lagi menjadi penghuni yang paling di kenal di TNTP. Di sini menjadi pusat penelitian orangutan yang bertempat Camp Leakey. Di sanalah orangutan ditangkarkan dan diteliti secara berkelanjutan. Dengan sekira tiga perempat populasi orangutan di dunia yang hidup di Kalimantan, TNTP adalah tempat paling sempurna untuk melihat langsung kehidupan hewan menakjubkan itu di alam liar.
3. Taman Nasional Komodo
Taman
nasional yang satu ini merupakan salah satu favorit wisatawan asing
saat berkunjung ke Indonesia. Tak heran, taman nasional ini merupakan
rumah bagi dinosaurus terakhir di dunia.
Taman Nasional Komodo terletak di antara provinsi Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat. Taman nasional ini terdiri atas tiga pulau besar Pulau Komodo, Pulau Rinca, dan Pulau Padar serta beberapa pulau kecil.
Pada tahun 1980 taman nasional ini didirikan untuk melindungi komodo dan habitatnya. Di sana terdapat 277 spesies hewan yang merupakan perpaduan hewan yang berasal dari Asia dan Australia, yang terdiri dari 32 spesies mamalia, 128 spesies burung, dan 37 spesies reptilia. Bersama dengan komodo, setidaknya 25 spesies hewan darat dan burung termasuk hewan yang dilindungi, karena jumlahnya yang terbatas atau terbatasnya penyebaran mereka.
Selain itu, di kawasan ini terdapat pula terumbu karang. Setidaknya terdapat 253 spesies karang pembentuk terumbu yang ditemukan di sana, dengan sekitar 1.000 spesies ikan. Keindahan terumbu ini menarik minat wisatawan asing untuk berenang atau menyelam di perairan ini.
Pulau-pulau ini aslinya adalah pulau vulkanis. Jumlah penduduk di wilayah ini kurang lebih adalah 4.000 jiwa. Pada tahun 1991 taman nasional ini diterima sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.
4. Taman Nasional Baluran, Jawa Timur
Berada
di Taman Nasional Baluran, Anda serasa ada di Afrika. Tak heran, taman
nasional ini merupakan hamparan savana terluas di Pulau Jawa.
Taman Nasional Baluran merupakan perwakilan ekosistem hutan yang spesifik kering di Pulau Jawa, terdiri dari tipe vegetasi savana, hutan mangrove, hutan musim, hutan pantai, hutan pegunungan bawah, hutan rawa dan hutan yang selalu hijau sepanjang tahun.
Di Baluran Anda akan disajikan sungguhan alam menakjubkan ketika ratusan rusa berlarian menuju kubangan air, merak jantan melebarkan ekornya untuk menarik perhatian sang betina, puluhan kerbau yang besar sangat, belasan elang mencari makan, lutung dan makaka.
Subuh sekira pukul 4 atau 5 pagi Anda dapat mengamati sekumpulan hewan besar melintas di padang rumput. Anda dapat juga melihat elang buteo dan elang ular terbang melayang mencari makan ataupun yang bertengger di atas pohon Pilang, pohon yang mirip sekali seperti pohon dalam film “Avatar”.
5. Taman Nasional Ujung Kulon
Taman
Nasional Ujung Kulon adalah suaka margasatwa terakhir bagi badak Jawa
(Rhinoceros sondaicus). Ujung Kulon merupakan habitat badak yang saat
ini hanya tersisa sekitar 60 ekor. Hewan langka sulit untuk ditemui
karena mereka termasuk hewan pemalu dan hanya dapat dilacak pada malam
hari.
Taman Nasional Ujung Kulon merupakan obyek wisata alam yang menarik dengan keindahan berbagai bentuk gejala dan keunikannya. Anda bisa dapati sungai-sungai jeram, air terjun, pantai pasir putih, sumber air panas, taman laut, dan peninggalan sejarah Arca Ganesha, di Gunung Raksa Pulau Panaitan. Semuanya merupakan pesona alam yang sangat menarik untuk Anda kunjungi dan sulit ditemukan di tempat lain.
Kawasan ini terletak di semenanjung segitiga paling ujung selatan Pulau Jawa. Ujung Kulon adalah Taman Nasional pertama dan utama di Indonesia, yang dirancang sebagai cagar alam sejak tahun 1921. Ujung Kulon merupakan ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah terbesar di Jawa bagian barat.
Keanekaragaman tumbuhan dan satwa di Taman Nasional Ujung Kulon mulai dikenal oleh para peneliti, pakar botani Belanda dan Inggris sejak tahun 1820
Jakarta juga punya taman nasional. Tepatnya Taman Nasional Kepulauan Seribu, dengan pulau-pulau indah di utara Jakarta.
Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu atau lebih dikenali sebagai Kepulauan Seribu merupakan gugusan kepulauan di Teluk Jakarta yang membentang sekira 100 mil dengan luas 108.000 hektar atau mencapai sebelas kali luas daratan Jakarta. Kawasan taman nasional laut yang berlokasi 45 km sebelah utara Kota Jakarta itu merupakan kawasan pelestarian alam bahari dengan zona konservasi yang terus dijaga keindahan dan kebersihannya.
Jumlah pulau di kawasan ini nyatanya tidaklah seribu melainkan sekira 342 pulau dan yang ideal untuk tempat wisata ada 20 pulau dari 45 pulau wisata umum dan wisata khusus. 6 pulau di kawasan ini telah dijadikan sebagai tujuan wisata dengan sarana dan prasarana yang memadai, yaitu: Pulau Ayer, Pulau Bidadari, Pulau Kotok, Pulau Putri, Pulau Pantara, dan Pulau Sepa.
Pulau-pulau di kawasan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu sebagian besar tidak berpenghuni dan berupa pulau pasir dengan terumbu karang bervegetasi maupun tidak. Dari keseluruhan pulau di kawasan ini diperkirakan ada 17 pulau sudah tenggelam akibat abrasi alam.
Umumnya mereka yang datang ke Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu untuk menikmati keindahan alamnya dengan snorkeling atau diving. Sebagian besar pantai di Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu dilindungi hutan bakau yang menjadi rumah bagi biawak, ular cincin emas, dan piton. Fauna di kawasan ini diperkirakan ada sekira 17 jenis burung, 350 jenis ikan karang, 2 jenis kima, 3 kelompok ganggang, 101 jenis moluska, 237 jenis terumbu karang, dan 6 jenis rumput laut
7. Taman Nasional Bunaken
Taman
Nasional Bunaken adalah taman laut yang terletak di Sulawesi Utara,
Indonesia. Taman ini terletak di Segitiga Terumbu Karang, menjadi
habitat bagi 390 spesies terumbu karang[2] dan juga berbagai spesies
ikan, moluska, reptil dan mamalia laut. Taman Nasional Bunaken merupakan
perwakilan ekosistem laut Indonesia, meliputi padang rumput laut,
terumbu karang dan ekosistem pantai.[3]
Taman nasional ini didirikan pada tahun 1991 dan meliputi wilayah seluas 890.65 km². 97% dari taman nasional ini merupakan habitat laut, sementara 3% sisanya merupakan daratan, meliputi lima pulau: Bunaken, Manado Tua, Mantehage, Naen dan Siladen.
Taman Nasional Bunaken secara resmi didirikan pada tahun 1991 dan merupakan salah satu taman laut pertama Indonesia. Pada tahun 2005, Indonesia mendaftarkan taman nasional ini kepada UNESCO untuk dimasukan kedalam Situs Warisan Dunia.[5] Meskipun memiliki status taman nasional dan mendapat pendanaan yang cukup, taman ini mengalami degradasi kecil akibat penambangan terumbu karang, kerusakan akibat jangkar, penggunaan bom dan sianida dalam menangkap ikan, kegiatan menyelam dan sampah.[1] World Wildlife Fund (WWF) memberikan bantuan konservasi sebagai bagian dari "Sulu Sulawesi Marine Eco-region Action Plan". Konservasi meliputi patroli, yang berhasil mengurangi penggunaan bom dalam menangkap ikan.
Taman nasional ini didirikan pada tahun 1991 dan meliputi wilayah seluas 890.65 km². 97% dari taman nasional ini merupakan habitat laut, sementara 3% sisanya merupakan daratan, meliputi lima pulau: Bunaken, Manado Tua, Mantehage, Naen dan Siladen.
Taman Nasional Bunaken secara resmi didirikan pada tahun 1991 dan merupakan salah satu taman laut pertama Indonesia. Pada tahun 2005, Indonesia mendaftarkan taman nasional ini kepada UNESCO untuk dimasukan kedalam Situs Warisan Dunia.[5] Meskipun memiliki status taman nasional dan mendapat pendanaan yang cukup, taman ini mengalami degradasi kecil akibat penambangan terumbu karang, kerusakan akibat jangkar, penggunaan bom dan sianida dalam menangkap ikan, kegiatan menyelam dan sampah.[1] World Wildlife Fund (WWF) memberikan bantuan konservasi sebagai bagian dari "Sulu Sulawesi Marine Eco-region Action Plan". Konservasi meliputi patroli, yang berhasil mengurangi penggunaan bom dalam menangkap ikan.
8. Taman Laut Raja Ampat
Pulau
Raja Ampat merupakan fenomena alam yang menawan dengan keanekaragaman
hayati yang melimpah. Ada 1.320 spesies ikan di Raja Ampat; 75% seluruh
spesies karang yang ada di dunia; 10 kali lipat jumlah spesies karang
yang ditemukan di seluruh Karibia; terdapat 600 spesies karang yang
tercatat; 5 spesies penyu laut langka; 57 spesies udang mantis; 13
spesies mamalia laut; dan 27 spesies ikan yang hanya dapat Anda ditemui
di wilayah ini.
Pemandangan laut yang menakjubkan di atas dan bawah lautnya akan memberi isyarat kepada Anda bahwa kegiatan memotret adalah hal yang tidak boleh dilewatkan.
Kondisi alam Raja Ampat sangat unik dan berbeda karena memiliki struktur tanah endemik, keanekaragaman biota laut, ekologi pantai, serta kebudayaan. Keindahan ini sempurna bersama tradisi penduduk dan kearifan lokalnya.
Pemandangan laut yang menakjubkan di atas dan bawah lautnya akan memberi isyarat kepada Anda bahwa kegiatan memotret adalah hal yang tidak boleh dilewatkan.
Kondisi alam Raja Ampat sangat unik dan berbeda karena memiliki struktur tanah endemik, keanekaragaman biota laut, ekologi pantai, serta kebudayaan. Keindahan ini sempurna bersama tradisi penduduk dan kearifan lokalnya.
9. Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru adalah taman nasional di Jawa Timur,
Indonesia, yang terletak di wilayah administratif Kabupaten Pasuruan,
Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Probolinggo. Taman
ini ditetapkan sejak tahun 1982 dengan luas wilayahnya sekitar 50.276,3
ha.
Air terjun Madakaripura
Taman nasional ini adalah salah satu tujuan wisata utama di Jawa Timur. Dengan adanya penerbangan langsung Malang-Jakarta dan Malang-Denpasar diharapkan jumlah kunjungan wisatawan asing maupun domestik akan semakin meningkat. Selain Gunung Bromo yang merupakan daya tarik utama, Gunung Semeru yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa menjadi daya tarik tersendiri bagi para pendaki. Meski demikian untuk sampai ke puncak Semeru tidaklah semudah mendaki Gunung Bromo dan para pendaki diharuskan mendapat izin dari kantor pengelola taman nasional yang berada di Malang.
Penggemar hiking disarankan untuk mengambil rute dari Malang karena bisa menikmati keindahan lautan pasir lebih panjang. Start point dapat dimulai dari Ngadas yang merupakan desa terakhir yang berada di dalam kawasan taman nasional serta tempat untuk melengkapi perbekalan terutama persediaan air karena setelah ini tidak akan dijumpai sumber air.
Air terjun Madakaripura
Taman nasional ini adalah salah satu tujuan wisata utama di Jawa Timur. Dengan adanya penerbangan langsung Malang-Jakarta dan Malang-Denpasar diharapkan jumlah kunjungan wisatawan asing maupun domestik akan semakin meningkat. Selain Gunung Bromo yang merupakan daya tarik utama, Gunung Semeru yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa menjadi daya tarik tersendiri bagi para pendaki. Meski demikian untuk sampai ke puncak Semeru tidaklah semudah mendaki Gunung Bromo dan para pendaki diharuskan mendapat izin dari kantor pengelola taman nasional yang berada di Malang.
Penggemar hiking disarankan untuk mengambil rute dari Malang karena bisa menikmati keindahan lautan pasir lebih panjang. Start point dapat dimulai dari Ngadas yang merupakan desa terakhir yang berada di dalam kawasan taman nasional serta tempat untuk melengkapi perbekalan terutama persediaan air karena setelah ini tidak akan dijumpai sumber air.
10. Taman Nasional Batimurung Bulusaraung
Taman
Nasional Bantimurung-Bulusaraung memiliki berbagai keunikan, yaitu:
karst, goa-goa dengan stalaknit dan stalakmit yang indah, dan yang
paling dikenal adalah kupu-kupu. Bantimurung oleh Alfred Russel Wallace
dijuluki sebagai The Kingdom of Butterfly (kerajaan kupu-kupu. Taman
Nasional ini merupakan salah satu tempat tujuan wisata yang menyuguhkan
wisata alam berupa lembah bukit kapur yang curam dengan vegetasi tropis,
air terjun, dan gua yang merupakan habitat beragam spesies [termasuk
[kupu-kupu]].
Taman Nasional ini memang menonjolkan kupu-kupu sebagai daya tarik utamanya. Di tempat ini sedikitnya ada 20 jenis kupu-kupu yang dilindungi pemerintah dan ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah No. 7/1999. Beberapa spesies unik bahkan hanya terdapat di Sulawesi Selatan, yaitu Troides Helena Linne, Troides Hypolitus Cramer, Troides Haliphron Boisduval, Papilo Adamantius, dan Cethosia Myrana. Antara tahun 1856-1857, Alfred Russel Wallace menghabiskan sebagian hidupnya di kawasan tersebut untuk meneliti berbagai jenis kupu-kupu. Wallace menyatakan Bantimurung merupakan The Kingdom of Butterfly (kerajaan kupu-kupu). Menurutnya di lokasi tersebut terdapat sedikitnya 250 spesies kupu-kupu.
Lokasi wisata ini juga memeliki dua buah gua yang bisa dimanfaatkan sebagai wisata minat khusus. Kedua gua itu adalah Gua Batu dan Gua Mimpi.[2]
Selain di kawasan Bantimurung, Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung memiliki berbagai macam lokasi ekowisata yang menarik. Di sana terdapat lebih dari 80 Gua alam dan Gua prasejarah yang tersebar di kawasan karst TN Bantimurung-Bulusaraung.
Taman Nasional ini memang menonjolkan kupu-kupu sebagai daya tarik utamanya. Di tempat ini sedikitnya ada 20 jenis kupu-kupu yang dilindungi pemerintah dan ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah No. 7/1999. Beberapa spesies unik bahkan hanya terdapat di Sulawesi Selatan, yaitu Troides Helena Linne, Troides Hypolitus Cramer, Troides Haliphron Boisduval, Papilo Adamantius, dan Cethosia Myrana. Antara tahun 1856-1857, Alfred Russel Wallace menghabiskan sebagian hidupnya di kawasan tersebut untuk meneliti berbagai jenis kupu-kupu. Wallace menyatakan Bantimurung merupakan The Kingdom of Butterfly (kerajaan kupu-kupu). Menurutnya di lokasi tersebut terdapat sedikitnya 250 spesies kupu-kupu.
Lokasi wisata ini juga memeliki dua buah gua yang bisa dimanfaatkan sebagai wisata minat khusus. Kedua gua itu adalah Gua Batu dan Gua Mimpi.[2]
Selain di kawasan Bantimurung, Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung memiliki berbagai macam lokasi ekowisata yang menarik. Di sana terdapat lebih dari 80 Gua alam dan Gua prasejarah yang tersebar di kawasan karst TN Bantimurung-Bulusaraung.
11. Taman Nasional Gunung Rinjani
Rinjani
memiliki panaroma paling bagus di antara gunung-gunung di Indonesia.
Setiap tahunnya (Juni-Agustus) banyak dikunjungi pencinta alam mulai
dari penduduk lokal, mahasiswa, pecinta alam.
Suhu udara rata-rata sekitar 20 °C; terendah 12 °C. Angin kencang di puncak biasa terjadi di bulan Agustus.
Selain puncak, tempat yang sering dikunjungi adalah Segara Anakan, sebuah danau terletak di ketinggian 2.000m dpl. Untuk mencapai lokasi ini kita bisa mendaki dari desa Senaru atau desa Sembalun Lawang (dua entry point terdekat di ketinggian 600m dpl dan 1.150m dpl).
Kebanyakan pendaki memulai pendakian dari rute Sembalun dan mengakhiri pendakian di Senaru, karena bisa menghemat 700 m ketinggian. Rute Sembalun agak panjang tetapi datar, dan cuaca lebih panas karena melalui padang savana yang terik (suhu dingin tetapi radiasi matahari langsung membakar kulit). krim penahan panas matahari sangat dianjurkan.
Dari Rute Senaru tanjakan tanpa jeda, tetapi cuaca lembut karena melalui hutan. Dari kedua lokasi ini membutuhkan waktu jalan kaki sekitar 7 jam menuju bibir punggungan di ketinggian 2.641m dpl (tiba di Plawangan Senaru ataupun Plawangan Sembalun). Di tempat ini pemandangan ke arah danau, maupun ke arah luar sangat bagus. Dari Plawangan Senaru (jika naik dari arah Senaru) turun ke danau melalui dinding curam ke ketinggian 2.000 mdpl) yang bisa ditempuh dalam 2 jam. Di danau kita bisa berkemah, mancing (Carper, Mujair) yang banyak sekali. Penduduk Lombok mempunyai tradisi berkunjung ke segara anakan untuk berendam di kolam air panas dan mancing.
Untuk mencapai puncak (dari arah danau) harus berjalan kaki mendaki dinding sebelah barat setinggi 700m dan menaiki punggungan setinggi 1.000 m yang ditempuh dlm 2 tahap 3 jam dan 4 jam. Tahap pertama menuju Plawangan Sembalun, camp terakhir untuk menunggu pagi hari. Summit attack biasa dilakukan pada pukul 3 dinihari untuk mencari momen indah - matahari terbit di puncak Rinjani. Perjalanan menuju Puncak tergolong lumayan; karena meniti di bibir kawah dengan margin safety yang pas-pasan. Medan pasir, batu, tanah. 200 meter ketinggian terakhir harus ditempuh dengan susah payah, karena satu langkah maju diikuti setengah langkah turun (terperosok batuan kerikil). Buat highlander - ini tempat yang paling menantang dan disukai karena beratnya medan terbayar dgn pemandangan alamnya yang indah. Gunung Agung di Bali, Gunung Ijen-Merapi di Banyuwangi dan Gunung Tambora di Sumbawa terlihat jelas saat cuaca bagus di pagi hari. Untuk mendaki Rinjani tidak diperlukan alat bantu, cukup stamina, kesabaran dan "passion".
Keseluruhan perjalanan dapat dicapai dalam program tiga hari dua malam, atau jika hendak melihat dua objek lain: Gua Susu dan gunung Baru Jari (anak gunung Rinjani dengan kawah baru di tengah danau) perlu tambahan waktu dua hari perjalanan. Persiapan logistik sangat diperlukan, tetapi untungnya segala sesuatu bisa diperoleh di desa terdekat. Tenda, sleeping bag, peralatan makan, bahan makanan dan apa saja yang diperlukan (termasuk radio komunikasi) bisa disewa dari homestay-homestay yang menjamur di desa Senaru.
12. Taman Nasional Kepulauan Togean
Taman
Nasional Kepulauan Togean adalah sebuah sebuah taman nasional di
Kepulauan Togean yang terletak di Teluk Tomini, Sulawesi Tengah yang
diresmikan pada tahun 2004. Secara administrasi wilayah ini berada di
Kabupaten Tojo Una-una.
Kepulauan ini dikenal kaya akan terumbu karang dan berbagai biota laut yang langka dan dilindungi. Beberapa aksi wisata yang dapat dilakukan di Kepulauan Togean antara lain: menyelam dan snorkelling di Pulau Kadidiri, memancing ,menjelajah alam hutan yang ada di dalam hutan yang ada di Pulau Malenge, serta mengunjungi gunung Colo di Pulau Una-una. Wisatawan juga bisa mengunjungi pemukiman orang Bajo di Kabalutan.
Kepulauan Togean merupakan ekosistem pulau-pulau kecil yang sangat strategis di Teluk Tomini dan secara sosial ekonomi mendukung wilayah daratan di sekitarnya, terutama dalam pemanfaatan sumberdaya laut. Hal ini akan memberikan dampak baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap terumbu karang yang ada di Kepulauan Togean sehingga perlu dilakukan upaya pengelolaan yang terpadu dan lestari.Hasil Marine RAP mencatat dan 262 spesies karang yang tergolong kedalam 19 Familia pada 25 titik terumbu karang yang tersebar di Kepulauan Togean. Hasil Marine RAP juga mencatat adanya jenis karang endemik Togean, yaitu Accropora togeanensis pada 11 titik pengamatan terumbu karang. Enam jenis karang baru juga ditemukan di Kepulauan Togean dan Banggai yaitu masing-masing satu jenis dari genus Acropora, Porites, Leptoseris, Echinophyllia dan 2 jenis dari genus Galaxea. Jenis ikan terumbu karang tercatat 596 spesies ikan yang termasuk dalam 62 Familia. Jenis Paracheilinus togeanensis dan Ecsenius sp diduga kuat merupakan endemik yang hanya bisa ditemukan di Kepulauan Togean. Selain itu juga tercatat 555 spesies moluska dari 103 famili, 336 jenis Gastropoda, 211 jenis Bivalvia, 2 jenis Cephalopoda, 2 jenis Scaphopoda dan 4 jenis Chiton.Kawasan TNKT memiliki beberapa Obyek Wisata Alam (OWA), terumbu karang, pegunungan, dan mangrove. Ketiga OWA dimaksud memungkinkan membuka peluang pemanfaatannya melalui Ijin Pengusahaan Pariwisata Alam (IPPA). Namun demikian, pemanfataan wisata di kawasan ini masih sangat terbatas.
sumber : http://www.kaskus.co.id/post/533390b83ecb1720358b48bd#post533390b83ecb1720358b48bd
tidak bagus!!!!!!
BalasHapustidak bagus!!!!!!
BalasHapus