Minggu, 01 Maret 2015

Keindahan Taman Nasional Baluran

INDONESIA punya hamparan savana terluas di Pulau Jawa yakni Taman Nasional Baluran di Jawa Timur. Jika Anda berkunjung ke sini pasti serasa berada di Afrika, walaupun saya belum pernah ke Afrika he-he...
Taman Nasional Baluran
Inilah hamparan savana terluas di Pulau Jawa, membuat Anda yang berkunjung ke sini serasa berada di Afrika. Di Baluran tersaji sungguhan alam menakjubkan ketika ratusan rusa berlarian menuju kubangan air, merak jantan melebarkan ekornya untuk menarik perhatian sang betina, puluhan kerbau besar yang gagah, belasan elang mencari makan, hingga lutung dan makaka yang bergelantungan. Belum lagi pepohonan khas Baluran yang mirip pohon pinang dan berbuah sekali seumur hidup sebanyak 1 ton untuk kemudian mati. Pohon pilang yang berbatang putih dan rimbun, bila Anda mengamatinya secara seksama maka mirip pohon di film “Avatar” serta pohon bekol yang rindang mirip beringin dengan nuansa magis.

Tidak besar biaya yang harus Anda keluarkan untuk tiket masuknya, yaitu hanya Rp6.000,00 per mobil dan Rp 2.500,00 per orang. Kegiatan yang dapat dilakukan Baluran adalah penelitian, pengamatan dan atraksi satwa, serta wisata bahari di Pantai Bama. Sementara itu, fasilitas yang tersedia berupa kantor pengurus, pondok kerja, pesanggarahan, shelter, jalan trail, menara pandang, dan lainnya.

Taman Nasional Baluran
Kawasan Taman Nasional Baluran terletak di Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur. Batas wilayah sebelah utara adalah Selat Madura, sebelah timur Selat Bali, sebelah selatan Sungai Bajulmati, dan sebelah barat Sungai Klokoran. Temperatur udaranya 27°- 34° C, curah hujan 900 - 1.600 mm/tahun, ketinggian tempat 0 - 1.247 mdpl, letak geografis 7°29’ - 7°55’ LS, 114°17’ - 114°28’ BT, serta luasnya mencapai 25.000 ha. Di tengah kawasan ini terdapat Gunung Baluran yang sudah tidak aktif lagi.

Taman Nasional Baluran merupakan perwakilan ekosistem hutan kering di Pulau Jawa, terdiri dari tipe vegetasi savana, hutan mangrove, hutan musim, hutan pantai, hutan pegunungan bawah, hutan rawa, dan hutan yang selalu hijau sepanjang tahun. Sekitar 40 % tipe vegetasi savana mendominasi kawasan Taman Nasional Baluran. Tanahnya yang berwarna hitam dari jenis tanah aluvial dan vulkanik meliputi luas setengah luas daratan rendah yang ditumbuhi rumput savana. Daerah tersebut merupakan daerah yang sangat subur dan kaya sumber makanan bagi berbagai jenis satwa pemakan rumput.

Iklim di Taman Nasional Baluran bertipe Monsoon yang dipengaruhi angin timur yang kering. Curah hujan berkisar antara 900-1.600 mm/tahun dan suhu udara antara 27°-30° C dengan bulan kering per tahun rata-rata 9 bulan. Antara bulan Agustus hingga Desember bertiup angin cukup kencang dari arah Selatan. Musim hujan terjadi pada November-April, sedangkan musim kemarau pada April-Oktober dengan curah hujan tertinggi pada bulan Desember-Januari. Secara faktual, perkiraan tersebut sering berubah sesuai dengan kondisi global yang mempengaruhi.

Pada musim kemarau air tanah di permukaan tanah menjadi sangat terbatas dan persediaan air di beberapa mata air tersebut menjadi berkurang. Saat musim hujan, tanah yang hitam sedikit sekali dapat ditembus air sehingga air mengalir di permukaan tanah, membentuk banyak kubangan terutama di sebelah selatan daerah yang menghubungkan Talpat dengan Bama.

Bila Anda datang saat musim penghujan maka tumbuhan dan air sangat berlimpah sehingga penghuni taman seperti banteng dan kerbau Liar memilih masuk ke pedalaman taman dari pada bertatap muka dengan pengunjung. Akan tetapi, beberapa kelompok rusa, merak, ayam hutan dan beburungan lainnya bisa Anda lihat hilir mudik.

Tumbuhan yang ada di Taman Nasional Baluran ini sebanyak 444 jenis, diantaranya terdapat tumbuhan asli dan khas yaitu widoro bukol (Ziziphus rotundifolia), mimba (Azadirachta indica), dan pilang (Acacia leucophloea). Widoro bukol, mimba, dan pilang merupakan tumbuhan yang mampu beradaptasi dalam kondisi sangat kering namun masih kelihatan hijau walaupun tumbuhan lainnya sudah layu dan mengering. Tumbuhan yang lain juga ada seperti kemiri (Aleurites moluccana), gebang (Corypha utan), api-api (Avicennia sp), asam (Tamarindus indica), gadung (Dioscorea hispida), kendal (Cordia obliqua), manting (Syzygium polyanthum), dan kepuh (Sterculia foetida).

Terdapat 26 jenis mamalia di antaranya banteng (Bos javanicus javanicus), kerbau liar (Bubalus bubalis), ajag (Cuon alpinus javanicus), kijang (Muntiacus muntjak muntjak), rusa (Cervus timorensis rusa), macan tutul (Panthera pardus melas), kancil (Tragulus javanicus pelandoc), dan kucing bakau (Prionailurus viverrinus). Satwa banteng merupakan maskot khas dari Taman Nasional Baluran. Selain itu, terdapat sekitar 155 jenis burung di antaranya termasuk yang langka seperti layang-layang api (Hirundo rustica), ayam hutan merah (Gallus gallus), kangkareng (Anthracoceros convecus), rangkong (Buceros rhinoceros), tuwuk atau tuwur asia (Eudynamys scolopacea), burung merak (Pavo muticus), dan bangau tong-tong (Leptoptilos javanicus).

Terdapat 155 jenis burung langka antara lain Walet ekor jarum (Hirundapus caudutus), Banteng (Bos javanicus), Ajag (Cuon alpinus), Kijang (Muntiacus muntjak), Burung merak (Pavo muticus), Ayam hutan (Gallus sp.), Macan tutul (Felis pardus), Kucing bakau (Felis viverrina) dan lain-lain.
Taman Nasional Baluran ini merupakan destinasi wisata yang cukup berbeda. Kenapa saya bilang berbeda? Karena di sini kita kalau beruntung bisa menemukan banyak sekali satwa liar yang benar-benar liar tidak seperti di kebun binatang atau Taman Safari.

Kalau di Taman Safari kita melihat dengan dekat aneka satwa, bahkan mereka bisa menghampiri kita kalau mereka mencium bau makanan dari mobil. Tetapi tidak di sini. Pasalnya untuk masuk ke dalam Taman Nasionalnya saja kita harus memasuki jalan tanah yang agak rusak selama 40 sampai dengan 1 jam perjalanan.

Sekawanan rusa di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Jumat (2/5/2014).
Kawasan Taman Nasional Baluran terletak di Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur. Batas wilayah sebelah utara adalah Selat Madura, sebelah timur Selat Bali, dan di tengah kawasan ini terdapat Gunung Baluran yang sudah tidak aktif lagi. Namun menjadi pemandangan yang cantik ketika kita melihat padang savana dari kejauhan.

Taman Nasional Baluran merupakan perwakilan ekosistem hutan kering di Pulau Jawa, terdiri dari tipe vegetasi savana, hutan mangrove, hutan musim, hutan pantai, hutan pegunungan bawah, hutan rawa, dan hutan yang selalu hijau sepanjang tahun. Untuk Anda pencinta fotografi sebaiknya datang ke sini pada saat musim kemarau, pada bulan Juni-Juli-Agustus karena air di hutan kering, dan rumput berwarna kuning.

Pada musim kering, satwa seperti rusa, banteng, burung merak yang berada di dalam hutan keluar menuju savana. Pihak Taman Nasional menyediakan air dan kubangan, sehingga pada musim kemarau hewan keluar dan berada dekat di jalan. Satwa-satwa ini sangat pemalu, karena jika ada mobil yang mendekat saja mereka akan kabur masuk ke dalam hutan.

BARRY KUSUMA Burung Merak di Taman Nasional Baluran, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Jumat (2/5/2014).
Jika Anda datang saat musim hujan maka tumbuhan dan air sangat berlimpah sehingga penghuni taman seperti banteng dan kerbau liar memilih masuk ke pedalaman taman dari pada bertatap muka dengan pengunjung. Agar bisa lebih menikmati perjalanan di Taman Nasional Baluran cobalah sebelum memasuki kawasan ini Anda mengunjungi pusat informasi untuk mendapat penjelasan singkat tentang Taman Nasional Baluran. Setelah mendengar penjelasan panjang lebar biasanya kita bisa lebih menghargai, tidak mengganggu, merusak, mengambil, atau berburu flora, fauna dan ekosistemnya.


Kepala Seksi Sarana Distribusi dan Digital Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Budi Supriyanto mengatakan akses menuju Taman Nasional Baluran ini tidak mahal dan memang serasa seperti di Afrika. Sepanjang perjalanan menuju Savana Bekol di Taman Nasional Baluran ini di kanan-kiri jalan banyak sekali pohon jati.

Disarankan memulai perjalanan pada pagi hari. Syukur-syukur bisa menemukan kabut sehingga foto bisa lebih dramatis bagi pencinta fotografi. Saya sarankan kalau bisa ke sini pada jam 04.00 pagi. Kenapa? Karena matahari terbit (sunrise) di Taman Nasional Baluran sangat bagus.

BARRY KUSUMA Monyet di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Jumat (2/5/2014).
Di sini ada Pantai Bama yang merupakan spot untuk melihat sunrise, di sekitar Pantai Bama juga ada banyak pohon mangrove dan kawasan konservasi. Namun harap berhati-hati di sini karena banyak sekali monyet liar. Kalau Anda lengah sedikit, bisa jadi handphone atau kamera Anda bisa diambil oleh monyet-monyet tersebut.

Di Pantai Bama kita bisa menyewa perahu untuk berkeliling Taman Nasional. Selain itu disini juga merupakan spot snorkeling yang cukup bagus, tetapi Anda harus agak ke tengah sedikit dan bisa melihat banyak ikan dan biota laut.

Setelah itu kita bisa melanjutkan perjalanan menyusuri Padang Savana sepanjang Taman Nasional. Kalau ingin maksimal melihat satwa-satwa yang ada di sini lebih baik Anda berjalan kaki, karena satwa-satwa di sini sangat takut dengan manusia. Mendengar suara mesin mobil atau motor saja satwa-satwa tersebut langsung kabur masuk ke dalam hutan.

BARRY KUSUMA Taman Nasional Baluran, di Situbondo, Jawa Timur, Jumat (2/5/2014).
Mengapa harus berjalan kaki? Ya hitung-hitung olah raga di alam terbuka, sehat dan bisa sekalian dapat foto bagus bukan? Saya bersyukur datang ke lokasi ini sejak subuh, karena ternyata pada pagi hari banyak sekali satwa yang keluar. Saya menemukan banteng jawa, burung merak yang bergerombol, bahkan burung-burung merak ini terbang bebas di alam liar. Beruntung saya dapat mengabadikan momen ini.



Ketika saya dapat banyak foto satwa ini, di sosial media banyak yang menanyakan kepada saya karena mereka pada saat datang kesini tidak menemukan banyak satwa liar. Padahal kuncinya adalah datang pagi-pagi sekali ke Taman Nasional Baluran ini


0 komentar:

Posting Komentar